Rumah Gus Baha Dimana
Dengan demikian, penekanan pada "delimo" seharusnya tidak semata-mata pada batu akik sebagai jimat atau benda mistis, tetapi lebih kepada pemahaman yang mendalam tentang tauhid.
Mbah Moen menegaskan bahwa pengertian yang sejati tentang "delimo" adalah kesadaran akan keesaan Tuhan, yang harus dipegang teguh oleh setiap individu dalam keyakinannya.
Pernyataan Mbah Moen ini mengajak masyarakat untuk merefleksikan kembali makna sejati dari ajaran agama dan tradisi spiritual. Lebih dari sekadar simbolisasi atau kepercayaan magis, "delimo" seharusnya menjadi panggilan untuk mendalami nilai-nilai tauhid dan menginternalisasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, kesalahan penafsiran yang telah terjadi dapat diperbaiki melalui pemahaman yang lebih mendalam dan menyeluruh tentang konsep keesaan Allah.
Menurut Gus Baha, "dal limo" dalam bahasa Jawa, atau "lima dal" dalam bahasa Indonesia, memang mengacu pada konsep tauhid atau keesaan Allah dalam Islam. Dalam konteks surat Al-Ikhlas, lima "dal" yang dimaksud adalah lima unsur penting yang menekankan pada keesaan, ketunggalan, dan keagungan Allah SWT.
Pemahaman tentang tauhid sebagai inti dari agama Islam sangatlah penting, dan lima "dal" dalam surat Al-Ikhlas memberikan gambaran yang jelas tentang konsep ini.
Setiap "dal" menggambarkan karakteristik dan atribut unik Allah SWT, seperti keesaan-Nya, ketidakberanakan-Nya memiliki keturunan, dan ketidakberanakan-Nya dilahirkan.
Dengan memahami dan menghayati lima "dal" dalam surat Al-Ikhlas, umat Islam diperintahkan untuk memegang teguh prinsip tauhid dalam kehidupan sehari-hari, serta menginternalisasi keyakinan akan keesaan Allah dalam setiap aspek kehidupan mereka.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
"Yang penting itu bagaimana kita menjalaninya dengan baik dan memberi manfaat. Tidak perlu berpikir soal status atau seberapa kaya kita," ujar Gus Baha dengan penuh kebijaksanaan.
Menurut Gus Baha, keikhlasan dan ketulusan hati adalah kunci utama dalam menghadapi hidup. Orang miskin sering kali memiliki dua kualitas tersebut lebih banyak, karena mereka lebih terbiasa dengan kesulitan dan hidup dalam keadaan yang serba kekurangan.
Gus Baha mengingatkan agar kita tidak hanya melihat kehidupan dari sudut pandang materi. Orang miskin mungkin tidak memiliki banyak harta, namun mereka sering kali memiliki hati yang lebih besar dan lebih banyak berusaha untuk membantu orang lain yang membutuhkan.
Dengan penuh canda, Gus Baha juga menyampaikan bahwa menjadi orang miskin bukanlah suatu hal yang harus dipilih atau dibiarkan terjadi sepanjang hidup. Meskipun demikian, kemiskinan memberikan pelajaran berharga tentang apa yang benar-benar penting dalam hidup ini.
"Pahala kamu pasti lebih besar itu, senangnya jadi orang miskin, cuma ya jangan keterusan miskinnya sampai sekarang," kata Gus Baha sambil tertawa, memberikan nasihat bahwa meskipun hidup miskin itu penuh dengan pahala, tetapi seseorang tetap perlu berusaha untuk tidak terjebak dalam kemiskinan yang terus menerus.
Akhirnya, Gus Baha menegaskan bahwa apapun kondisi hidup seseorang, yang paling penting adalah bagaimana dia menghadapi kehidupan dengan sabar, tawakal, dan penuh rasa syukur. Baik itu dalam kondisi kaya atau miskin, yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani kehidupan ini dengan baik dan memberi manfaat bagi orang lain.
Kisah dan pemikiran Gus Baha ini memberikan pelajaran berharga bagi kita semua. Orang miskin dan orang kaya sama-sama memiliki nilai dan keutamaan tersendiri, dan yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani hidup ini dengan penuh kebijaksanaan dan ketulusan hati.
Dengan penuh kebijaksanaan, Gus Baha mengingatkan kita untuk selalu bersyukur, tidak peduli apa pun status sosial atau materi yang kita miliki.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Tetapi jika hal ini memang dilakukan, maka polisi harus menyampaikan tanggungjawab kepada negara. Atau jika yang menerima kiai maka juga harus melaporkan kepada lembaga terkait misanya lembaga sosial. Tetapi disamping itu hukum tetap terus berjalan sesuai dengan aturan. Bukan malah menjadi suap yang menyebabkan tidak tegas terhadap hukum. Hal ini jika tidak diterima, maka artinya yang berwenang masih membiarkan orang fasik memiliki harta banyak yang nantinya masih memiliki kekuatan untuk berbuat buruk lagi.
Ini seperti kisah di zaman Firaun ketika Ibunya Nabi Musa AS menerima harta dari Firaun yang notabene adalah harta haram. Ibu Nabi Musa beranggapan ketika menerima dinar setiap hari dari Firaun, maka hal ini akan digunakan untuk kesalehan. Tetapi jika Firaun yang menggunakan maka ini dipakai untuk kekuatan kedholiman.
Begitu juga ketika di zaman Nabi Muhammad SAW. Nabi SAW menyurati Raja Mesir kala itu agar masuk islam tetapi ditolak. Tetapi disisi lain Nabi SAW sering menerima hadiah dari Raja Mesir kala itu. Termasuk menerima seorang budak bernama Ibunda Mariah Al Qibtiyah.
Sehingga dari kisah-kisah ini mari kita ikuti nasihatnya para ulama. Ketika kita menolak harta tersebut itu juga tidak mengapa untuk alasan Wira’i atau menjaga diri dari Syubhat atau haram. Tetapi disi lain, hal ini malah bisa membiarkan harta orang fasik digunakan untuk hal buruk lagi. Sehingga dari segi Fiqih strategis maka hal ini adalah bodoh karena jika harta tidak dikuasai orang shaleh, maka kembali kepada yang tidak shaleh sehingga potensinya digunakan untuk maksiat.
Para Ulama memang sering berbeda pendapat tentang hal ini dari dulu, tetapi jalan tengahnya adalah kita menerimanya sebagai penyitaan, lalu digunakan kepada hal yang baik yang tidak melanggar syariat, dan jangan dikonsumsi.
Jika kita ragu kalau ini adalah syubhat, maka jangan diterima apalagi diberi untuk keluarga. Tetapi jangan juga ditolak karena potensi untuk maksiat lagi. Sehingga bisa digaris bawahi adalah janganlah kita nafsu terhadap sesuatu hal apalagi hal tersebut adalah hal syubhat atau meragukan. Wallahu A’lam.
Penulis: Nugroho Purbo
Pada hari kiamat Allah akan nampak bagi seluruh makhluk, dan segala perintah-Nya pasti akan terlaksana, tidak ada yang dapat menghalangi-Nya dan firman-Nya pasti benar, tidak ada keraguan di dalamnya. Dialah penguasa segala sesuatu.
Pada hari kiamat Allah akan memerintahkan malaikat untuk meniup sangkakala tiupan kedua, maka ruh-ruh akan kembali ke jasadnya masing-masing untuk dimulainya hari perhitungan. Allah Maha mengetahui hal ghaib, terlebih lagi hal yang nampak, Dia Maha Bijaksana dalam menetapkan segala sesuatu dan Maha Mengetahui segalanya.
Ibnu Katsir menerangkan berkaitan dengan ayat tersebut. Allah memerintahkan Malaikat Israfil untuk melakukan tiupan yang membinasakan, lalu Israfil melakukan tiupan yang membinasakan, maka binasalah semua penduduk langit dan bumi kecuali siapa yang dikehendaki oleh Allah.
Maka dengan serta merta mereka semuanya mati, lalu malaikat maut datang menghadap kepada Tuhan Yang Mahaperkasa, dan berkata, "Wahai Tuhanku, telah mati semua penduduk langit dan bumi kecuali siapa yang Engkau kehendaki."
Allah Swt. —Yang Maha Mengetahui siapa yang masih hidup— berfirman, "Siapakah yang masih hidup?" Malaikat maut menjawab, "Yang masih hidup adalah Engkau Yang Mahakekal dan tidak akan mati, para malaikat penyangga ' Arasy, Jibril, Mikail, dan saya." Maka Allah berfirman, "Hendaklah Jibril dan Mikail mati."
Lalu Allah menyuruh 'Arasy berbicara, maka 'Arasy bertanya, "Wahai Tuhanku, apakah Jibril dan Mikail harus dimatikan?" Allah Swt. berfirman, "Diamlah kamu, karena sesunguhnya Aku telah menetapkan mati atas semua makhluk yang ada di bawah 'Arasy-Ku." Lalu Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail mati.
Kemudian malaikat maut datang menghadap Tuhan Yang Mahaperkasa, lalu berkata, "Wahai Tuhanku, Jibril dan Mikail telah mati." Allah berfirman, Dia lebih mengetahui siapa yang masih hidup saat itu, "Siapakah yang masih hidup?" Malaikat maut menjawab, "Yang masih ada ialah Engkau Yang Hidup Kekal yang tidak akan mati, malaikat-malaikat penyangga Arasy, dan saya sendiri." Allah berfirman, "Hendaklah semua malaikat penyangga 'Arasy mati." Maka semuanya mati. Lalu Allah memerintahkan 'Arasy untuk mengambil sangkakala dari Malaikat Israfil.
Malaikat maut datang menghadap, lalu berkata, "Wahai Tuhanku, semua malaikat penyangga' Arasy-Mu telah mati." Allah Swt. berfirman, Dia Maha Mengetahui siapa yang masih hidup, "Siapakah yang masih hidup?" Malaikat maut menjawab, "Yang masih ada adalah Engkau yang Hidup Kekal dan tidak akan mati, dan saya sendiri."
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Kirim masukan terkait...
Pusat Bantuan Penelusuran
Selama menjabat sebagai RI 1, Presiden tinggal di Istana Negara yang megah dan luas. Namun mereka juga memiliki rumah pribadi. Mari kita intip seperti apa bangunan rumah presiden Indonesia.
Rumah Presiden Joko Widodo
Presiden Jokowi berasal dari Solo, Jawa Tengah. Ia juga memiliki rumah di kota budaya tersebut.
Selama bertugas sebagai presiden, Jokowi lebih sering menghabiskan waktu di Istana Negara. Namun sesekali Jokowi pulang ke rumah di Solo.
Rumah Jokowi di Solo kental dengan nuansa Jawa tradisional. Perabotan di dalamnya, seperti kursi, meja, hingga bingkai lukisan dibuat dari kayu jati.
Di belakang rumah terdapat kolam renang dengan pendopo kecil untuk bersantai. Ada pula pepohonan rindang yang membuat suasana menjadi asri.
Artikel terkait: Mengenal Julukan Presiden Indonesia dari Masa ke Masa
Rumah Presiden Indonesia
Bangunan Rumah SBY
Hunian mantan presiden SBY kabarnya diberikan oleh pemerintah atas nama negara.
Rumah SBY berdiri di lahan seluas 4.000 meter persegi. Lokasinya terletak di belakang gedung Kedutaan Besar Negara Qatar, tepatnya di Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta Selatan.
Rumah ini memiliki dua lantai dan dicat abu-abu. Tampilan luarnya terkesan minimalis modern, condong ke gaya dan model rumah kontemporer barat.
Selain di Jakarta, SBY juga memiliki rumah di Pacitan, Jawa Timur.
Rumah mantan presiden B.J. Habibie berlokasi di Kuningan, Jakarta Selatan. Dibangun dengan konsep Jawa klasik, rumah almarhum BJ Habibie dikelilingi pepohonan rindang yang ditanam di taman.
Rumah ini mempunyai pendopo di taman maupun di dalam rumah. Unsur kayu terlihat di bagian interior rumah. Terdapat juga perpustakaan pribadi dimana BJ Habibie lebih sering meluangkan waktunya.
Artikel terkait: 5 Fakta Film Sepeda Presiden, Gambarkan Mimpi Sederhana Anak Papua
Rumah Cendana milik Mantan Presiden Soeharto
Rumah Cendana boleh dibilang yang paling populer di antara rumah-rumah presiden Indonesia lainnya. Hunian milik mantan presiden Soeharto ini berada di jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat.
Rumah ini memiliki halaman yang luas. Di dalamnya terdapat barang-barang antik dan furnitur mewah. Dengan konsep Eropa klasik, rumah Cendana ini mirip istana yang megah.
Kabarnya rumah Cendana akan dijadikan museum untuk mengenang presiden RI ke-2 itu.
Artikel terkait: 10 Hobi Presiden di Dunia, Koleksi Mobil Sampai Memelihara Kodok!
Bangunan Rumah Gus Dur
Hunian mantan presiden Indonesia ke-4 ini berlokasi di Ciganjur, Jakarta Selatan.
Rumah Gus Dur yang memiliki luas ribuan meter persegi tersebut belum termasuk pondok pesantren dan sebuah masjid bernama Masjid Jami Al-Bayinnah. Masjid ini berdiri tepat di sebelah rumah Gus Dur.
Dekorasi interior rumah Gus Dur didominasi dengan konsep Arab yang elegan. Warna-warna emas terlihat di beberapa furnitur. Ada juga lukisan dan foto Kakbah di ruang tamu.
id.theasianparent.com/rumah-anak-presiden
Barack Obama: Menjadi Presiden Membuat Saya Menjadi Seorang Ayah
Lucunya Jan Ethes, cucu Presiden yang mencuri perhatian & bikin iri Kaesang
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Majelis Istimaul Quran dan Mujahadah Dzikrul Ghofilin Ahad Legi Purbojati Mantab DIY (19 Juni 2022)
Majelis Istimaul Quran dan Mujahadah Dzikrul Ghofilin Ahad Legi Purbojati Mantab DIY, Karanggayam, Segoroyoso, Pleret, Bantul (19 Juni 2022)